English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 04 Maret 2011

SOP PANARUKAN

Sejarah Sepeda ontel


Sejarah sepeda bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes.

Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais.

Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.

Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.

Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama.

Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan.
Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi.

Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya.

Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung. Kalau jengki itu kan asalnya dari kata jingke (bahasa Betawi, artinya berjinjit), jadi waktu naiknya kita harus berjingke saking tingginya. Kalau ontel, ya artinya diontel atau dikayuh.

SOP PANARUKAN

MAKSUD DAN TUJUAN S.O.P.
S.O.P. yang berawal dari 4 anggota, sekarang telah memiliki anggota kurang lebih 30 kerabat yang tersebar di seluruh kawasan Panarukan-Kendit. Kerabat S.O.P. melakukan proses cipta, rasa dan karya dalam berbagai kegiatan berdasarkan 5 domain idealisme yang memiliki maksud dan tujuan, yakni:
1. Pembangunan kesehatan jasmani dan rohani ;
2. Pembeningan jiwa ;
3. Pembakaran semangat patriotisme dan nasionalisme ;
4. Penghematan Bahan Bakar Minyak Negara ;
5. Pencegahan global warming ;
6. Pelestarian budaya bangsa ;
7. Pengembangan pariwisata lokal ;
8. Memupuk tali silaturrahmi.

Senin, 28 Februari 2011

SEPEDA ONTHEL SURYA PANARUKAN


S.O.P. yang berawal dari 4 anggota, sekarang telah memiliki anggota kurang lebih 30 kerabat yang tersebar di seluruh kawasan Panarukan-Kendit. Kerabat S.O.P. melakukan proses cipta, rasa dan karya dalam berbagai kegiatan berdasarkan 5 domain idealisme yang memiliki maksud dan tujuan, yakni:
1. Pembangunan kesehatan jasmani dan rohani ;
2. Pembeningan jiwa ;
3. Pembakaran semangat patriotisme dan nasionalisme ;
4. Penghematan Bahan Bakar Minyak Negara ;
5. Pencegahan global warming ;
6. Pelestarian budaya bangsa ;
7. Pengembangan pariwisata lokal ;
8. Memupuk tali silaturrahmi.

KEGIATAN RUTIN S.O.P.
1. “Ngontelan Sehat dan Bugar”, bersepeda bersama tiap hari Ahad/Minggu Pagi, pukul 05.30 - 08.00 WIB, start di Panti Asuhan Yatim “Tunas Harapan” Panarukan, Jl. Raya 162 Kilensari – Panarukan, Situbondo 68351
2. Kuliah Tujuh Menit (KULTUM) / Tausiyah pada saat rehat kegiatan bersepda bersama Ahad Pagi pukul 07.00 WIB di tempat istirahat yang disinggahi (titik tengah pada rute perjalanan).
HARAPAN S.O.P.
S.O.P. merupakan bentuk jawaban atas kegelisahan penggemar sepeda tua terhadap nasib sepeda-sepeda onthel yang semakin terpinggirkan karena perubahan jaman. Sepeda onthel sebagai benda multiguna bersejarah perlu untuk dirawat dan dilestarikan untuk merespon beberapa tantangan jaman sekarang yakni :
  •  Krisis global warming (pemanasan global karena pencemaran asap kendaraan bermotor salah satunya) ;
  •  Krisis energi (peningkatan pemakaian sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui, khususnya bahan bakar migas) ;
  •  Krisis kesehatan masyarakat (polusi zat beracun dari asap kendaraan bermotor) ;
  •  Krisis nasionalisme (sebagian besar pemuda lebih suka adopsi produk-produk luar negeri) ; dan
  •  Krisis budaya (pergeseran nilai-nilai budaya timur yang relevan dengan norma agama ke budaya barat-baratan).
  •  Krisis perpecahan (kurang memahami arti silaturrahmi/perkumpulan)

Sabtu, 26 Februari 2011

KEPENGURUSAN S.O.P.

KEPENGURUSAN S.O.P.

Badan Penasehat : 1. Bpk. H. A. Rachman, SH., M.Si.
2. Bpk. Harjono, BA.
3. Bpk. H. M. Sirwan, SH.
Ketua : Danu Harliawan , SH.
Wakil Ketua : Suryanto Adiputra, SP, M.Pd
Sekretaris : Erfan Faris S.
Bendahara : Usman Efendi
Seksi-seksi :

1. Seksi Humas, Komunikasi dan Informatika
Ketua : Marwoto, SE.
Anggota : 1. Adi Hartanto
2. Yudi Haryanto

2. Seksi Peralatan/ Perlengkapan
Ketua : Samsuri Brata Wardana, S.Pd.
Anggota : 1. Gatot Supriyanto
2. Basa

3. Seksi Konsumsi, Akomodasi dan Dokumentasi
Ketua : Joko Efendi
Anggota : 1. Irfandi
2. Abdul Wasi’

4. Seksi Bimbingan Islam
Ketua : Ust. Subiyanto
Anggota : Ust. Syaiful Ari

Jumat, 25 Februari 2011

Sejarah Sepeda ontel

                                                             Sejarah Sepeda ontel

Sejarah sepeda bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes.

Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais.

Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.

Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.

Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama.

Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan.
Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi.

Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya.

Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung. Kalau jengki itu kan asalnya dari kata jingke (bahasa Betawi, artinya berjinjit), jadi waktu naiknya kita harus berjingke saking tingginya. Kalau ontel, ya artinya diontel atau dikayuh.

PROFIL S.O.P.

                                                              PROFIL S.O.P.
S.O.P. atau Surya Onthel Panarukan adalah komunitas penggemar sepeda tua yang terdiri dari sederek-sederek yang punya sepeda, suka naik sepeda dan cinta dengan sepeda. Sepeda yang diutamakan Kerabat S.O.P adalah sepeda onthel lawasan/jadul (jaman dulu) model unto yang cenderung orisinil (asli pabrikan).
S.O.P. dirintis oleh empat orang promotor/pioner kreatif asal Kecamatan Panarukan yakni Bapak H.A. RAHMAN SAMA, SH., M.Si., Saudara SAMSURI BARATA, S.Pd., Saudara USMAN ABAH (dari Ds. Kilensari), dan Bapak HARYONO (dari Ds. Paowan) pada hari Ahad/Minggu Pagi, tanggal 24 Oktober 2010 dengan mengayuh pedal onthel bersama keliling jalalan di wilayah Kecamatan Panarukan - Kendit.
Berselang satu minggu kemudian, hanya dengan berbekal S.M.S.-an dari salah seorang perintis, sederek yang punya sepeda onthel dihubungi, dilalah respon positif untuk bergabung ngonthel ria bareng-bareng tiap minggu pagi tercapai. Bertambahlah anggota hingga sebanyak 15 (lima belas) orang dengan bermacam-macam jenis dan merk onthel.

Pada tanggal 14 Nopember 2010 di Pantai Pacaron, 23 (dua puluh tiga) kerabat didampingi onthel masing-masing, diiringi desiran air laut, sepoy-sepoy angin, duduk di pasir yang lembut nan dingin terbentuk sekaligus diresmikan nama terbaik dari hasil musyawarah untuk komunitas para pecinta sepeda tua yakni SURYA ONTHEL PANARUKAN disingkat “S.O.P.”

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

PANTI ASUHAN

TUNAS HARAPAN

SK. DEPSOS RI PUSAT NO. 967/Y/PSSM/1979

Alamat : Jl. PB. Sudirman 162 Kilensari Telp. (0338) 672482, 670250

PANARUKAN SITUBONDO 68351

Bantuan bisa melalui :

1. Tahapan BCA Cab. Situbondo, Yayasan PAY Tunas Harapan, 121.0157740

2. Rek. Giro BRI Cab. Situbondo, PAY Tunas Harapan, 00000090-01-00167-30-0

3. Tabungan Bank Mandiri KC. Situbondo, Yayasan PA "Tunas Harapan", 143-00-0506671-5

Tags

Download Softwere

top kanan

Movie

Daftar Lagu

Blog Archive

Daftar isi


Blog Archive